Bali sangat kaya dengan karya seni yang memiliki estetika dan nilai jual tinggi. Sebut saja salah satunya adalah lukisan gaya Ubud. Seni lukis ini sudah tak diragukan lagi di kalangan seniman dan kolektor dunia. Namun seiring waktu, muncul kekhawatiran akan tidak adanya regenerasi, mengingat para seniman lukis Ubud saat ini rata-rata telah memasuki usia senja.
Kondisi inilah yang mendasari sebuah galeri di Ubud, yaitu Ubud Diary, memberikan panggung bagi para seniman Ubud untuk menampilkan karya-karyanya melalui pameran, sekaligus melakukan upaya regenerasi kepada seniman muda agar seni lukis Ubud tidak sirna.
“Kami menyadari bahwa seni lukis gaya Ubud saat ini berada pada tahapan yang kritis, para pelukisnya sudah mulai tua, sementara generasi muda penerusnya belum ada,” ujar Made Ary selaku Owner Ubud Diary. Dikatakannya, lukisan gaya Ubud diibaratkan sebagai bunga yang sangat indah. Namun dalam kurun waktu 10-20 tahun ke depan, bila para pelukis senior tidak ada lagi maka keindahan bunga itu akan berkurang, bahkan hilang.
“Inilah yang kami bangun, mari melukis lagi. Kami tidak sekadar memajang dan menjual lukisan tapi juga menjadi wahana bagi anak muda untuk bisa melukis seperti ini. Platform ini mulai kami kembangkan,” tuturnya.
Made Ary menuturkan keberadaan galeri bernuansa modern di Lodtunduh Ubud ini berawal sejak 20 tahun silam dengan mengumpulkan barang-barang seni kayu antik yang diyakini bisa dipakai dalam nuansa masa kini. Sejak saat itu pula pihaknya mengumpulkan banyak lukisan yang memiliki nilai seni tinggi, terutama lukisan gaya Ubud.
“Saat ini, di sini ada sekitar 200 karya lukis dari 30-40 pelukis. Ada pula beberapa koleksi pelukis Nyoman Karsa dan Ketut Gelgel, yang hasil karya mereka pernah dibeli oleh Duta Besar Inggris dan Ratu Ellizabeth II pada tahun 1974,” imbuh Made Ary. Semua karya yang dipajang di Ubud Diary dilengkapi dengan detail informasi menggunakan QR-Code, sehingga pengunjung bisa menikmati semua karya dan barang yang didisplay dengan leluasa. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Adnyana sangat mengapresiasi misi yang diemban Ubud Diary untuk ikut menjaga keberlangsungan seni budaya Bali, khususnya seni lukis gaya Ubud. Pihaknya berharap Ubud Diary dan galeri-galeri lainnya secara berkelanjutan ikut berkolaborasi atau bekerja sama dalam upaya menjaga dan mengembangkan seni lukis Bali, baik yang tradisional maupun modern. “Tahun 2019 ini kami telah membuat sebuah ajang pameran berskala besar dengan nama Bali Megarupa, dan tahun depan pada Juni-Juli kami juga akan gelar ajang serupa bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali,” sebutnya. *dar
Comments